Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2011

PROSES TERBENTUKNYA GOA

Gambar
Gua adalah suatu lubang di tanah, atau di batuan, atau di gunung yang terbentuk secara alamiah. Jadi bentukan-bentukan seperti gua yang dibuat manusia sebenarnya tidak dapat dikelompokan sebagai gua, tapi lebih tepat sebagai suatu terowongan. Gua adalah suatu bentukan alam yang umumnya terjadi akibat adanya suatu proses alam yang melubangi batuan. Bisa berbentuk suatu lorong yang panjang, gelap dan berkelok-kelok, tetapi dapat pula sebagai suatu ceruk dalam. Secara umum dikenal terjadi pada dua batuan yang jauh berbeda, yaitu pada batu gamping yang sangat intensif dan luas kejadiannya, dan pada kasus-kasus khusus di aliran lava basalt, tetapi dapat pula terjadi pada semua jenis batuan yang mengalami tingkat abrasi / erosi yang kuat melewati struktur-struktur tertentu. * TEORI KLASIK MENGENAI PERKEMBANGAN PERGUAAN menurut Reeder, (1988) Banyak debat intensif yang terjadi selama abad ini yang menyangkut ilmu pengetahuan geomorfologi yang berhubungan dengan asal muasal gua di batu ga

Taman Nasional Komodo Urutan ke-26 Dari 28 Finalis

Gambar
KUPANG - Penghuni Taman Nasional Komodo (TNK) binatang langka Komodo (varanus comodoensis), hanya mampu meraih 60,62 persen pemilih internasional selama empat pekan terakhir atau berada diperingkat ke-26 dari 28 finalis. "Untuk pemilih internasional, selama empat minggu terakhir, Komodo hanya mendapat dukungan 60,62 persen atau peringkat ke-26 dari 28 finalis," kata Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Nusa Tenggara Timur (NTT), Ubaldus Gogi, di Kupang, Minggu (23/1). Finalis tujuh keajaiban baru dunia (New7Wonders) yang meraih pemilih terbanyak internasional adalah Kalimanjoro meraih suara internasional 99,96 persen, Mud Volcanoes 99,82 persen, Galapagos 99,76 persen, Cliffs of Moher 99,65 persen, Miford Sound 99,62 persen. Berikutnya, Black Forest 99,59 persen, Vesuvius 99,50 persen, El Yuque 99,45 persen, Maldives 99,40 persen, Great Barrier Reef 99,16 persen, Uluru 99,15 persen, Dead Sea 99,06 persen. Selanjutnya, Jelita Groto 98,54 persen, Table Mounta

Konservasi Gua dan Jenis Vandalisnya

Gambar
Gua termasuk lingkungan yang unik dan rentan, alasannya karena gua membutuhkan waktu ribuan tahun untuk membentuk suatu fitur, sebuah formasi kalsit yang dirusak caver. Namun tidak hanya bentuk gua itu sendiri yang harus dilindungi, flora dan faunanya seperti ular, keleawar, pakis, jamur, dan sebagainya juga perlu dijaga kelestariannya. Sebab peninggalan arkeologi ; manusia, binatang, tumbuhan, serta tambang adalah fitur sejarah yang banyak terkandung di dalam gua. Saat ini permasalahan Goa adalah banyak para caver dan penelusur gua tidak mengetahui aturan dan cara pelestarian gua yang baik. Permasalahan yang banyak terjadi adalah vandalisme para caver dan permasalahan air sungai bawah tanah di kawasan karst. Indonesia memiliki kawasan karst dengan luas total 154.000 km persegi dimana 15% (sekitar 22.000 km persegi)merupakan kawasan konservasi yang dilindungi. Dari seluruh kawasan karst di Asia Tenggara, Indonesia memiliki kawasan karst terbesar yatu sebanyak 44 kawasan (Day d

Single Rope Technique

Gambar
Dalam caving dikenal dua jenis goa yaitu goa horizontal dan goa vertikal. Perbedaan keduanya hanya terletak pada lintasan goa, dimana goa horizontal lintasannya lurus mendatar sedangkan goa vertikal lintasannya turun ke bawah/vertikal. Pada goa horizontal tidak ada kesulitan untuk untuk melintasinya karena memang bentuk lintasannya yang lurus mendatar, tapi bagaimana dengan goa vertikal? Jelas tidak mungkin kita langsung terjun ke dalamnya. Untuk itu diperlukan suatu teknik khusus untuk masuk maupun keluar dari dalam goa vertikal. Bagi para caver teknik itu dikenal dengan nama Single Rope Technique (SRT). Bagi orang yang ingin masuk ke dalam goa vertikal SRT ini mutlak dikuasai karena jika tidak maka akan sulit untuk dapat masuk maupun keluar dengan keadaan selamat. Gua-gua vertikal pertama terksplorasi dengan menurunkan orang dengan tali atau tangga tali, Kini, vertikal caving sebagian besar dilakukan menggunakan variasi teknik tali tunggal (SRT) dikembangkan di Eropa dan AS. Peninjau

Pengetahuan Dasar Navigasi Darat

Gambar
Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita. Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada dimedan sebenarnya yang di proyeksikan pada peta. Beberapa media dasar navigasi darat adalah : Peta Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat

8 Gunung di Indonesia yang Terkenal Karena Letusannya

Gambar
Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini. Beberapa diantaranya pernah mencatatkan rekor letusan fantastis yang membuat dunia ikut merasakan dampaknya. Besarnya letusan sebuah gunung berapi dapat dihitung menggunakan pengukuran VEI. Volcanic Explosivity Index (VEI), dikemukakan oleh Chris Newhall dari U.S. Geological Survey dan Steve Self dari Universitas Hawaii tahun 1982 untuk menyediakan pengukuran relatif dari besarnya letusan gunung berapi. Berikut ini adalah beberapa gunung berapi di Indonesia yang pernah tercatat memiliki letusan yang dahsyat diukur menggunakan VEI. 1.Gunung Kelud (VEI=4) Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir la